(Pos Kota) – Permukiman lapak pemulung di RT 11 RW 09 Pinang Bawah, Pondok Labu, Jakarta Selatan berubah menjadi semarak. Ratusan anak-anak usia sekolah yang sehari-harinya sibuk memulung membantu orang tua, tampil percaya diri unjuk kebolehan di panggung.
Bocah perempuan terlihat anggun membawakan tarian tradisional. Di tampilan selanjutnya, beberapa bocah lelaki tak mau kalah dengan menyanyikan lagu-lagu Islami. Yang lainnya dengan fasih melantunkan Asmaul Husna dan bersholawat.
“Hari ini berkesan banget, karena saya dan teman-teman bisa menari disaksikan banyak orang,” kata Dina,12, usai menari di panggung bersama teman-temannya saat Festival Pendidikan Nasional (FPN) di RT 011/09 Pondok Labu, kemarin. Acara FPN suasana permukiman pemulung di kawasan Pondoklabu jadi ceria.
Acara bertema Festival Pendidikan Nasional (FPN) ini digarap komunitas Rumah Penyuluhan Kreatif (RPK) dikoordinir Dzurrotun Ghola yang juga penyuluh fungsional agama Islan di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Cilandak.
Kegiatan ini dihadiri Kepala Kemenag Jaksel, Drs. H. Mukhobbar, MH Kepala KUA Kecamatan Cilandak, Drs. Khafsin Umar dan para orangtua yang berprofesi sebagai pemulung.
Mukhobbar dalam sambutannya menekankan kepada para orangtua dari anak-anak pemulung untuk tetap memprioritaskan pendidikan melalui bersekolah demi masa depan.
Khafsin Umar, Kepala KUA Kecamatan Cilandak memotivasi anak-anak pemulung agar bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita yang didambakan. Ia memberikan tas, sarung dan baju muslim untuk 60 anak binaan RPK.
“Man zadda wa zadda, siapa yang bersungguh sungguh dalam usahanya maka akan tercapai cita citanya,” tandas Khafsin Umar.
Sementara itu Dzurrotun Ghola menjelaskan FPN untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang diadakan komunitas RPK dibantu mahasiswa dari beberapa kampus di Jakarta sebagai relawan. Komunitas ini sehari-harinya getol membina anak-anak pemulung setempat melalui pendidikan Islami.
“Kami berupaya membentuk generasi muslim yang berkarakter Islami agar menjadi insan-insan tangguh dan tak lagi menjadi pemulung ataupun mengemis,” harapnya. (Rachmi/win) sumber
0 komentar:
Posting Komentar